Saya adalah Ika Zahara, panggil aja Ika ato Zahara, hehe..

Sabtu, 30 Oktober 2010

Strategi Integrasi Informasi

Bagi perusahaan modern, memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dewasa ini. Strategi bisnis yang biasa dituangkan dalam dokumen atau cetak biru Business Plan harus pula dilengkapi dengan Sistem Informasi Strategik (Indrajit, 2003). Tujuannya jelas, yaitu untuk memanfaatkan secara optimum penggunaan Teknologi Informasi sebagai komponen utama sistem Informasi Perusahaan (sistem yang terdiri dari komponen-komponen untuk melakukan pengolahan data dan pengiriman informasi hasil pengolahan ke fungsi-fungsi organisasi terkait). Tantangan yang dihadapi para pengelola Teknologi Informasi pada umumnya adalah bagaimana mengendalikan Teknologi Informasi sebagai sumber daya perusahaan sehingga dapat menyajikan informasi sesuai yang dibutuhkan perusahaan, bagaimana mengelola resiko dan mengamankan infrastruktur Teknologi Informasi yang menjadi hidup-matinya operasional perusahaan.

Untuk itu diperlukan proses memutuskan sasaran organisasi Teknologi Informasi dan mengidentifikasikan aplikasi Teknologi Informasi potensial yang harus diimplementasikan oleh organisasi secara keseluruhan (Lederer & Sethi, 1998), dan proses identifikasi portofolio aplikasi berbasis komputer untuk diselaraskan dengan strategi perusahaan sehingga memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan atas para pesaing. Manajemen menetapkan sasaran umum Sistem Informasi Strategik dikaitkan dengan dukungan terhadap Strategi Bisnis yang sedikitnya meliputi : penyelarasan Teknologi Informasi dengan bisnis guna mengidentifikasikan di mana Teknologi Informasi memberi kontribusi paling besar, dan penentuan prioritas investasi; memperoleh keunggulan kompetitif dari peluang bisnis yang diciptakan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi; membangun infrastruktur masa depan yang fleksibel dan hemat biaya; memperkuat sumber daya dan kompetensi dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dengan sukses di organisasi.

Fenomena Integrasi Sistem Informasi
Tuntutan globalisasi dan persaingan bebas serta terbuka dewasa ini secara langsung telah memaksa berbagai organisasi komersial seperti perusahaan maupun non komersial seperti pemerintah untuk menata uang platform organisasinya. Dalam konteks ini, berbagai inisiatif strategi ditelurkan oleh sejumlah praktisi organisasi yang masing-masing mengarah pada keinginan berkolaborasi atau berkooperasi untuk menyusun kekuatan dan keunggulan baru dalam bersaing (baca: coopetition = collaboration to compete). Terkait dengan hal ini, sejumlah fenomena yang menggejala akhir-akhir ini antara lain:
  • Terjadinya merger dan akuisisi antar dua atau sejumlah organisasi dalam berbagai industri vertikal, seperti: perbankan, asuransi, manufaktur, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya;
  • Restrukturisasi korporasi yang dilakukan dengan mengubah pola relasi antar anak-anak perusahaan dalam sebuah konsorsium grup usaha;
  • Strategi kerjasama berbagai institusi pemerintah secara lintas sektoral untuk meningkatkan kinerja birokrasi;
  • Tuntutan berbagai mitra usaha dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas aliansi dan kolaborasi; dan lain sebagainya.
Adanya berbagai fenomena tersebut secara tidak langsung memberikan dampak bagi manajemen organisasi, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan sumber dayanya masing-masing. Beragam tuntutan yang bermuara pada keinginan untuk ”mengintegrasikan” secara fisik maupun relasi dua atau lebih organisasi tersebut bermuara pada kebutuhan melakukan upaya ”sharing” sejumlah sumber daya data dan informasi (maupun pengetahuan) yang dimiliki sesama organisasi. Artinya adalah bahwa, dua atau lebih sistem informasi yang ada harus diupayakan untuk ”diintegrasikan”. Terkait dengan hal ini, pengalaman membuktikan bahwa proses tersebut tidaklah sesederhana yang dipikirkan. Lamanya proses integrasi dan sering kandasnya usaha tersebut menggambarkan tingkat kesulitan atau kompleksitas usaha integrasi yang dimaksud. Banyak kalanagan praktisi menilai bahwa masalah utama yang dihadapi bukanlah karena kendala teknis, namun lebih banyak didominasi oleh hal-hal yang non teknis (baca: politik organisasi). Tidak banyak pihak yang mampu mncari jalan keluar dalam menghadapi kenyataan ini.

Pengaruh Teknologi Informasi Pada Keputusan Strategik
Untuk memahami pengaruh Teknologi Informasi pada proses pembuatan keputusan strategik terutama yang berkaitan dengan strategi bisnis digunakan Matrik McFarlan. Sumbu vertikal menggunakan asesmen pengaruh Teknologi Informasi terhadap operasional perusahaan. Pada organisasi tertentu – seperti perbankan, penerbangan, lembaga keuangan, layanan infrastruktur pada saat ini – eksekusi operasional Teknologi Informasi merupakan hal krusial bagi hidup-matinya perusahaan. Kerusakan atau hambatan sekecil apapun berpengaruh besar terhadap kinerja bisnis secara keseluruhan. Sumbu horisontal menggambarkan asesmen pengaruh Teknologi Informasi terhadap Strategi Bisnis yang akan mempengaruhi keunggulan bersaing perusahaan dalam jangka panjang. Pada beberapa perusahaan, inisiatif bisnis yang memanfaatkan Teknologi Informasi merupakan faktor kritis bagi posisi stratejik jangka panjang. Namun di pihak lain, aplikasi Teknologi Informasi seringkali memberikan peningkatan kondisi lokal perusahaan namun tidak berpengaruh terhadap strategi (Applegate, et all, 1999).
Applegate er all, (1999) lebih jauh menjelaskan bahwa dengan memetakan Teknologi Informasi dan pengaruhnya terhadap keputusan stratejik memberi kemudahan bagi manajer untuk memilih pendekatan terbaik bagi pengelolaan bisnis yang memanfaatkan Teknologi Informasi. Lima pertanyaan kunci dapat digunakan untuk memberi panduan dalam memetakan pengaruh Teknologi Informasi pada keputusan stratejik:
  1. Dapatkah Teknologi Informasi digunakan untuk rekayasa aktivitas inti yang menghasilkan value dan mengubah basis kompetisi?
  2. Dapatkah Teknologi Informasi mengubah sifat alamiah hubungan dan keseimbangan kekuatan di antara perusahaan sebagai pembeli dan pemasok?
  3. Dapatkah Teknologi Informasi membangun atau mengurangi hambatan masuk (barriers to entry)?
  4. Dapatkah Teknologi Informasi menaikkan atau mengurangi switching cost?
  5. Dan dapatkah Teknologi Informasi menambah nilai pada produk dan atau jasa yang sudah ada, dan menciptakan yang baru?
sumber1
sumber2

Bisnis dalam Jejaring Sosial

Jim Durbin, kreator dari media sosial aheadhunter.com, mengatakan berdasarkan pengalaman sebagai direktur media sosial, strategi bisnis ini mampu mengidentifikasi kebutuhan perusahaan.

Mereka akan membantu perusahaan menggunakan alat jejaring sosial dengan baik. Cara bisnis ini bagi aheadhunter.com bisa meraup keuntungan US$120 ribu (Rp1,1 miliar). Jumlah ini akan terus meningkat.

Nilai tinggi ini disebabkan perangkat profesi mereka gratis, sebuah keuntungan bagi para manager media sosial baru di mana seringkali terbentur oleh dana operasional. Salah satu cara adalah bekerja sama dengan departemen marketing lain untuk menciptakan kampanye lewat media sosial. Salah satunya pemanfaatan ‘brand ambassador’ dari perusahaan tersebut sebagai cara marketing strategis.

“Masyarakat sering kali tidak lagi mempercayai perusahaan,” ujar Scott Monty, kepala media sosial di Ford. “Mereka mempercayai ahli pihak ketiga. Kami percaya bahwa strategi media sosial Ford akan lebih ‘manusia’ jika menggunakan platform seperti Twitter. Pada dasarnya ini merupakan jejaring sosial paling pribadi,” tambah Monty.

Twitter merupakan bentuk komunikasi antar pribadi dalam lingkup publik sehingga interaksi seseorang dengan perusahaan besar seperti Ford misalnya, dapat menumbuhkan persepsi bahwa Ford mendengarkan mereka, tandas Monty.

sumber1
sumber2
sumber3

Informasi Manajemen Perusahaan

Informasi sebagai Darah Nadi
Perusahaan Informasi sebagai darah nadi perusahaan. Adanya tuntutan konsumen yang berbeda, menuntut perusahaan memperhatikan dan mengelola informasi yang mengalir baik di dalam maupun di luar lingkungannya. Dengan informasi, perusahaan dapat langsung mengetahui keinginan dan keluhan konsumen, memantau pergerakan pasar, pesaing, pemasok dan pertumbuhan konsumen.Termasuk mengetahui kondisi riil perusahaan: persediaan barang, pemasaran, mobilitas, pertumbuhan SDM, keuangan, dll.

Jenis Sumber Daya
Manajer memiliki area kerja yang luas dalam mengelola usahanya. (mengamati barang dagangan,ruang,arus produksi,arus pelanggan,dll). Manajer membutuhkan informasi dengan bentuk berbagai model laporan / tampilan informasi untuk mencerminkan kondisi fisik perusahaan. Para eksekutif (Manajer) menganggap: informasi sebagai sumber daya yang paling berharga. Tugas utama manajer adalah mengelola sumber daya agar dapat digunakan secara efisien dan efektif.
Jenis-jenis sumber daya yang dikelola manajer, meliputi:
- Manusia
- Material
- Mesin (fasilitas & energi)
- Uang
- Informasi (data)
Empat jenis sumber daya pertama, merupakan sumber daya fisik (berwujud,dapat disentuh). Sumber daya ke lima (informasi), disebut sumber daya daya konseptual (memiliki nilai dari apa yang diwakili, bukan dari bentuk wujud). Sumber daya konseptual, menggambarkan: informasi dan data.

Sistem Informasi dalam Proses Manajemen
Manajemen didefinisikan sebagai empat fungsi manajer, yaitu:
- Perencanaan
Proses dimana manajer secara matang dan bijaksana memikirkan dan menetapkan sasaran serta tindakan berdasarkan beberapa metode yang diperlukan.
- Pengorganisasian
Proses menata dan mengalokasikan pekerjaan dan sumber daya manusia serta pendistribusian wewenang, sehingga sasaran organisasi dapat dicapai.
- Kepemimpinan
Kepemimpinan seorang manajer dapat dilihat dari sejauh mana ia mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaannya.
- Pengendalian
Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas organisasi yang sedang berlangsung sudah benar serta sesuai dengan metode dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen adalah suatu proses. Proses merupakan cara sistematik yang sudah ditetapkan untuk melakukan kegiatan. Manajemen: suatu proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Informasi bagi Manajer
Manajer sangat membutuhkan informasi untuk:
- Membuat keputusan
- Mengelola kompleksitas hubungan antara organisasi dan lingkungannya
- sebagai dasar pengendalian Makin lengkap informasi yang didapatkan manajer, makin pasti dalam pengambilan suatu keputusan.

Enam Dimensi Corporate Information Management

1) Membuat rasa Strategis ( Strategic sense making )
Korporasi menghadapi massa informasi yang dihasilkan luar informasi. Sebuah kekayaan potensi untuk mengidentifikasi tren perubahan, penting bagi organisasi, yang tersembunyi dalam berbagai sumber informasi eksternal. manajemen informasi perusahaan bertugas untuk mengidentifikasi kredibel dan relevan sumber informasi eksternal dan membangun sistem rasa dan respon yang memungkinkan tren bisnis melacak dan memberikan informasi yang diinterpretasikan untuk respon tindakan yang tepat.

2) Perencanaan untuk kebutuhan masa depan (Planning for future needs )
Perubahan telah menjadi bagian dari bisnis normal. Sebagian besar perusahaan korporasi memiliki berbagai proyek mendorong inisiatif bisnis baru. Ketika sebuah proyek mengubah cara bisnis melakukannya hampir selalu menyiratkan bahwa akan ada kebutuhan informasi baru. Sebuah proses bisnis baru yang perlu dipantau dan informasi yang diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan. inisiatif baru selalu membawa dengan mereka elemen risiko. Kunci keberhasilan pelaksanaan inisiatif strategis adalah untuk merencanakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan informasi baru.

3) Meningkatkan nilai utilitas informasi yang tersedia (Increasing the utility value of available information)
Bisnis adalah didukung oleh siklus hidup informasi. Informasi persyaratan yang mendefinisikan, informasi ditangkap, informasi didistribusikan ke titik kebutuhan dan akhirnya informasi tersebut didistribusikan ke titik pengambilan keputusan. Nilai utilitas informasi didasarkan pada apakah informasi yang meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses operasional. Utility sering merupakan fungsi dari relevansi, akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu dengan mana informasi ini tersedia di titik kebutuhan. Nilai utilitas informasi Namun lebih dari relevansi, dll akurasi karena juga tergantung pada seberapa baik orang dilengkapi untuk menggunakan informasi. manajemen informasi perusahaan harus memastikan bahwa proses berada di tempat untuk memastikan bahwa kualitas tinggi lahan informasi di tangan orang-orang berkualitas tinggi. Dalam ini bertujuan perbedaan antara Teknologi Informasi dan sumber daya manusia mengaburkan. Pada dasarnya manajemen informasi perusahaan menjamin proses bisnis dialog perbaikan berkesinambungan antara bisnis dan Teknologi Informasi untuk memastikan informasi yang tepat tersedia untuk mengamankan ia kelancaran proses bisnis.

4) Menghilangkan informasi yang berlebihan (Eliminating redundant information )
Kutukan dari era informasi adalah kelebihan informasi. Di hampir setiap organisasi masih ada perangkat lunak modul berjalan dan membuat laporan yang tidak ada orang yang tertarik dalam manajemen informasi perusahaan harus mengidentifikasi informasi apa yang benar-benar dibutuhkan dalam bisnis ini dan informasi apa yang seharusnya tidak lagi diberikan.Dengan sengaja mengelola dari sumber-sumber informasi yang telah menjadi berlebihan biaya teknologi informasi dapat dikurangi tajam.

5) Memastikan kepatuhan terhadap undang-undang (Ensuring compliance to legislation)
Legislasi adalah penangkapan dengan kekhasan era informasi. Legislasi menuntut bahwa suatu perusahaan melindungi informasi klien terhadap penyalahgunaan. undang-undang lainnya adalah di tempat untuk mengamankan hak pemegang saham untuk memiliki akses ke informasi yang berkualitas untuk membuat keputusan investasi. manajemen informasi perusahaan harus terus-menerus menginterpretasikan persyaratan hukum dan memastikan bahwa semua langkah berada di tempat untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang.

6) Meningkatkan laba atas investasi di teknologi informasi (Increase the return on investment in information technologies )
Pengembalian investasi menunjukkan peningkatan jumlah pendapatan yang dihasilkan, penurunan biaya teknologi informasi dan pengurangan risiko bisnis. manajemen informasi perusahaan memastikan bahwa setiap potensi sumber daya teknologi informasi adalah sepenuhnya dieksploitasi oleh bisnis. Sebuah value driver utama bagi manajemen informasi perusahaan adalah untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh informasi di perusahaan dengan memastikan bahwa informasi yang cukup terlindung dari penyalahgunaan dan pelecehan.

sumber1
sumber2

Jumat, 29 Oktober 2010

Antara E-commerce dan E-business

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

E-Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2
milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011. E-Commerce terbagi dalam beberapa tipe, yaitu:

1. B2B (Business-to-Business). Didalam B2B atau business to business, penjual dengan pembeli merupakan suatu organisasi bisnis. Bentuk yang paling luas yang terjadi didalam E-Commerce adalah tipe ini. Deris Stiawan mengatakan di dalam www.ilkom.unsri.ac.id mengatakan bahwa tipe Business-to-Business memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
  • Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
  • Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
  • Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya.
  • Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2. Collaborative Commerce (C-Commerce). Didalam E-Commerce kolaborasi antara partner bisnis (diluar dari kegiatan membeli dan menjual) dilakukan secara elektronik. kolaborasi secara sering muncul antara dan diantara partner bisnis selama supply chain berlangsung.

3. B2C (Business-to-Cunsumer). Didalam ini para penjual merupakan suatu organisasi dan pembeli adalah perorangan. B2C juga dikenal dengan E-Tailing. Berdasarkan www.ilkom.unsri.ac.id dikatakan bahwa tipe Business-to-Consumer juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
  • Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
  • Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
  • Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumen melakuka inisiatif dan produser harus siap memberikan respon. sesuai dengan permohonan.
  • Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
4. C2C (Consumer-to-Consumer). Didalam ini perorangan menjual suatu product atau jasa kepada perorangan lainnya.

5. B2B2C (Business-to-Business-to-Consumer). Didalam ini para pebisnis menjual pada para pebisnis lainnya tetapi mengirimkan produk atau jasanya kepada konsumen perorangan.

6. C2B (Consumer-to-Business). Didalam ini konsumen membuat suatu kebutuhan yang dibutuhkan untuk produk, atau jasa dan supplier memenuhinya kebutuhan tersebut untuk konsumen.

7. Intrabusiness (intraorganizational) Commerce. Didalam kasus ini, suatu organisasi menggunakan Electronic Commerce untuk meningkatkan operasi kerjanya. Atau juga terkadang dikenal dengan B2E (Business-to-Employees) E-Commerce, dimana suatu organisasi mengirim produk dan jasa kepada pegawainya.

8. G2C (Government-to-Citizens). Didalam kasus ini dimana pihak pemerintahan memberikan jasa kepada penduduknya melalui teknologi E-Commerce. Para pemerintahan bisa melakukan bisnis dengan pemerintahan lainnya (G2G) atau juga para pebisnis (G2B).

Secara teknis, e-commerce hanya merupakan bagian dari e-business karena, menurut definisi, e-business adalah semua transaksi bisnis online, termasuk penjualan secara langsung kepada konsumen (e-commerce), transaksi dengan produsen dan pemasok, dan interaksi dengan mitra bisnis. Pertukaran informasi via database terpusat juga dilakukan dalam e-commerce. Fungsi-fungsi bisnis hanya terbatas pada sumber daya teknologi.

E-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran uang dalam transaksi. E-business, karena lebih luas, tidak terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan (monetary). Semua aspek dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb.

E-business lebih mengenai pembuatan produk besar, ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk dan pelaksanaannya. Jadi, tentu saja, e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari proses e-business, namun dalam kerangka terbatas, e-commerce merupakan kegiatan menjual dan membeli.

E-business memiliki karakteristik tujuan yang sama dengan bisnis secara konvensional, hanya saja e-business memiliki scope yang berbeda. Bisnis mengandalkan pertemuan antar pebisnis seperti halnya rapat ditempat khusus, atau sekedar untuk berkenalan dengan partner bisnis, sedangkan e-business mengandalkan media Internet sebagai sarana untuk memperoleh tujuannya. Menurut Turban, e-business atau bisnis elektronik merujuk pada definisi e-commerce yang lebih luas, tidak hanya pembelian dan penjualan barang serta jasa, tetapi juga pelayanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, e-learning, dan transaksi elektronik dalam perusahaan.

Minggu, 24 Oktober 2010

Jaringan Semantik dan Script

Contoh Jaringan Semantik


Dari gambar jaringan semantik di atas dapat diperoleh beberapa fakta berikut :


1. Ron adalah mahasiswa dari universitas bernama Gunadarma
2. Ron adalah mahasiswa adalah manusia adalah makhluk hidup
3. Ron adalah pria adalah manusia adalah makhluk hidup
4. Ron punya ibu adalah wanita adalah manusia adalah makhluk hidup
5. Ron punya ibu masak ikan adalah hewan adalah makhluk hidup
6. Ron punya kucing makan ikan adalah hewan adalah makhluk hidup
7. Ron punya kucing adalah hewan adalah makhluk hidup
8. Ron punya kucing bernama Gora


Contoh Script Untuk Kejadian "Nonton Film di Bioskop"

Track : Nonton film Avatar jam tayang pukul 12.15
Role : penonton, petugas1, petugas2, satpam
Prop : tas penonton, loket, tiket, uang, komputer, kursi, layar, film, dll.
Kondisi input : penonton ingin menonton film di bioskop

Scene - 1 : Penonton tiba di bioskop
- Penonton memasuki bioskop
- Satpam memeriksa tas penonton
- Penonton berjalan menuju loket

Scene - 2 : Penonton membeli tiket di loket

- Petugas1 menyapa dan bertanya kepada penonton
- Penonton memesan tiket kepada Petugas1
- Petugas1 memprosesnya dengan komputer
- Penonton memberikan uang
- Petugas1 memberikan tiket

Scene - 3 : Penonton memasuki teater
- Petugas2 menyapa penonton
- Penonton memberikan tiket
- Petugas2 merobek tiket
- Penonton menerima tiket kembali
- Petugas2 mempersilahkan penonton masuk


Scene - 4 : Penonton menonton film
- Penonton mencari kursi sesuai tiket
- Penonton duduk di kursi dan menghadap ke layar

- Film mulai diputar


Scene - 5 : Penonton telah selesai menonton

- Film telah selesai

- Penonton keluar dari teater melalui pintu exit
- Petugas2 menyapa dan mengucapkan terima kasih

- Penonton keluar dari bioskop


Hasil :
- Penonton merasa senang dan puas

- Penonton merasa nyaman

- Penonton merasa bosan

- Penonton kecewa

- Penonton merasa tidak nyaman

Minggu, 10 Oktober 2010

Intelligent Agent (Pembersih Kaca Gedung Bertingkat)

Agent type : Pembersih kaca gedung bertingkat
Percept : sensor kamera, katrol, rel, laser, alat pembersih kaca, semprotan cairan pembersih kaca, tombol
Acton : naik, turun, menyemprot cairan, membersihkan kaca, menggeser ke kiri/kanan, menggantung
Goals : keamanan, kenyamanan penghuni gedung, kecepatan, keuntungan maksimum
Environment : gedung bertingkat, daratan

Penjelasan : Pembersih kaca harus dapat naik atau turun untuk membersihkan kaca gedung, hal ini dapat dilakukan dengan katrol. Sedangkan gerakan menggeser ke kiri dan ke kanan dilakukan oleh penyangga katrol yang diletakkan pada lintasan rel. Pembersih kaca akan mulai bekerja apabila tombol yang diletakkan di suatu tempat ditekan, maka pembersih kaca yang berada di atas gedung akan turun ke lantai di bawahnya untuk membersihkan kaca dengan cara menyemprot dan mengelap. Pembersih kaca akan mendeteksi bagian kaca dari suatu gedung dengan sinar laser dan sensor kamera. Setelah pembersih kaca selesai membersihkan seluruh kaca di satu lantai, maka pembersih kaca akan turun ke lantai berikutnya. Kemudian jika pembersih kaca sudah mencapai daratan, maka otomatis dia akan naik kembali ke atas gedung.

Performance measure/goal :
- dapat membersihkan semua kaca pada gedung dengan bersih
- meminimalisai biaya dan waktu
- meminimalisasi kecelakaan
- memaksimalkan keamanan
- memberikan kenyamanan pada penghuni gedung
- keuntungan yang maksimal

Pembersih kaca akan digunakan pada lingkungan seperti apa?
- bisa digunakan pada gedung pencakar langit dengan ketinggian maksimum?
- dapat beroperasi apabila terjadi hujan atau tidak?

Rabu, 06 Oktober 2010

Internet Rumahan

Internet sudah menjadi kebutuhan mutlak hampir setiap orang yang haus akan informasi, komunikasi, dan interaksi dengan dunia. Tak heran saat ini banyak provider yang menyediakan layanan broadband untuk kalangan rumah. Pengertian Broadband itu sendiri adalah,suatu saluran atau channel komunikasi data yg mendukung frekuensipita lebar (BroadBand) sehingga dapat memuluskan jalannya data audio&video agar tidak terputus-putus penyampainnya sampai ke PC/notebook kita.Tipe layanan broadband yang sering kali digunakan untuk rumah diantaranya :
- Dial Up
Dial up merupakan seperangkat protokol dan software yang digunakan untuk menghubungkan sebuah komputer ke internet service provider (ISP), layanan online, melalui modem analog dan POTS (plain old telephone system). Koneksi dial up dulu menggunakan saluran telepon yang ada di rumah, dan memiliki kecepatan hingga 56Kbps.
Kelebihan dari dial up adalah caranya yang mudah dalam pemasangan, mengingat masyarakat banyak yang memiliki telepon rumah sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk instalasi atau pemasangan. Dial up banyak digunakan pada akhir tahun 2000, dan memiliki tarif yang relatif murah.
Namun jika kita sedang menggunakan dial up, kita tidak bisa menggunakan telepon rumah pada saat yang bersamaan, inilah yang menjadi salah satu kekurangan dial up. Layanan ini juga memiliki kecepatan yang lambat, Kecepatan maksimum dalam men-download data menggunakan dial-up networking terbatas pada bandwith analog sistem
telepon, kualitas saluran, dan lalu lintas internet.
- DSL
Modem digital subscriber line (DSL) adalah jenis modem yang digunakan untuk menghubungkan komputer pribadi (PC) ke Internet melalui kabel tembaga (kabel telepon) dengan menggunakan port USB atau Ethernet.Koneksi modem DSL dianggap jauh lebih cepat daripada koneksi dial-up. Sebuah modem DSL lain, disebut sebagai asymmetric DSL (ADSL) modem, memiliki perbedaannya yang mendasar yaitu pada kecepatan download dan upload. Pada ADSL jalur download biasanya lebih besar dari jalur upload,sebaliknya pada DSL/SDSL jalur download dan upload mempunyai besaran yang sama.

Kelebihan dari DSL adalah memungkinkan pengguna untuk berbicara di telepon sambil mengakses internet. DSL juga memiliki kecepatan tinggi dibandingkan dengan dial up.
Sedangkan kekurangannya adalah pengguna harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli modem DSL yang relatif mahal. Kecepatan koneksi modem ADSL masih tergantung dengan jarak tiang TELKOM atau DSLAM terdekat, artinya jika jarak modem ADSL dengan DSLAM jauh maka kecepatan koneksi akan menurun.


- Satelit
Satu koneksi broadband nirkabel yang populer adalah Internet Broadband melalui teknologi satelit. Layanan ini menggunakan sebuah satelit di orbit geostationary untuk meneruskan data dari perusahaan satelit ke setiap pelanggan dengan bantuan parabola.
Kelebihan dari satelit ini adalah dapat memberikan kecepatan yang sangat tinggi dan dapat beroperasi sepuluh kali lebih cepat daripada koneksi lain dan memungkinkan Anda untuk mengelola sejumlah besar data pada suatu waktu tertentu.
Namun kekurangan dari broadband satelit adalah harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan layanan broadband lainnya. Selain itu kecepatan koneksi dapat sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti angin topan atau angin yang kuat.

- Kabel
Layanan internet kabel biasanya disediakan oleh penyedia layanan TV kabel. Bekerja pada kabel koaksial yang sama bahwa sinyal TV datang, tetapi tidak efek sinyal TV Anda. Karena itu anda dapat menggunakan internet dan menonton TV pada waktu yang sama.Biasanya, kabel menyediakan akses internet maksimum 1.5 – 6MB bandwidth pada sistem.
Namun, setiap orang di segmen jaringan anda berbagi adalah bandwidth, sehingga kinerja dapat jauh lebih rendah, terutama jika banyak orang di lingkungan Anda menggunakan layanan ini.Mereka mungkin juga membatasi bandwidth pribadi Anda, sehingga Anda tidak akan pernah melihat bandwidth puncak bahkan ketika segmen jaringan anda jelas.Karena Anda adalah segmen jaringan berbagi dengan pengguna lain, akan ada resiko keamanan dengan kabel modem.