Saya adalah Ika Zahara, panggil aja Ika ato Zahara, hehe..

Rabu, 01 Desember 2010

Antara Obama dan Merapi : Apa dampaknya bagi perekonomian Indonesia?

Indonesia kembali berduka, mengingat bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu d negeri tercinta ini. Gunung Merapi yang meletus hebat 26 Oktober silam, dampaknya masih terasa hingga kini bagi perekonomian bangsa.

Contohnya saja, aktivitas pasar tradisional masih sepi pembeli hingga kini. Di Pasar Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, misalnya. Pasar yang biasanya ramai oleh aktivitas jual-beli, kini, sepi. Para pedagang maupun warga lain masih berada di barak pengungsian. Hanya ada beberapa toko yang buka. Itu pun tidak maksimal karena stok barang terbatas dan distribusi sembako ke wilayah itu masih tersendat.

Perbankan sebagai penyangga perekonomian juga belum pulih sepenuhnya. Beberapa bank seperti BRI, Bank Pasar, dan BPR Kecamatan Srumbung belumpulih. Menurut catatan Bank Indonesia mencapai Rp81,96 miliar atau 0,61 persen dari total kredit perbankan di DIY sebesar Rp13,5 triliun. Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Senin, mengatakan, kredit yang berpotensi terkena dampak bencana itu berasal dari bank umum sebesar Rp32,767 miliar dan BPR Rp49,195 miliar. "Jumlah itu belum menghitung data kredit BRI dan BCA yang masih dikumpulkan," katanya.

Dampak ekonomi yang ditimbulkan letusan Merapi ditaksir mencapai belasan triliun rupiah. Kerugian dari sektor pariwisata dan pertanian di 3 kabupaten saja mencapai total Rp13,3 triliun lebih. Tiga kabupaten yang mengalami dampak besar letusan Merapi adalah Kabupaten Magelang, Sleman dan Boyolali.

Namun dibalik bencana letusan Gunung Merapi yang memaksa banyak maskapai asing enggan melakukan penerbangan ke Indonesia tidak menyurutkan Obama melawat Indonesia dengan Air Force One-nya. Presiden Obama di perkirakan akan berada di Indonesia selama 2 hari yaitu tanggal 09 November 2010 & 10 November 2010.

Kedatangan Obama ke Indonesia membuka harapan baru akan meningkatnya investasi dan perdagangan Amerika di Indonesia. Sebelum Obama datang ke Indonesia, Pemerintah Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengeluarkan dana stimulus dengan membeli kembali obligasi Pemerintah Amerika Serikat sebesar US$ 600 miliar.

Namun menurut pengamat ekonomi Tony Prasetiantono mengatakan kedatangan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ke Indonesia tidak berdampak kepada peningkatan volume perdagangan AS-Indonesia.
“Saya kira sulit itu karena memang kalau dari sisi produk yang ada, kita beli dari AS namun produknya banyak disaingi negara lain. Misalnya, mobil kan dari Jepang, Korea juga sama. Di sisi lain, ekonomi AS sedang mengurangi defisit, dengan China saja 250 juta dolar AS itu setahun,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu 10/11/10.

Ia mengatakan apabila AS ingin meningkatkan volume perdagangan dengan Indonesia, negara adidaya tersebut harus siap memiliki defisit perdagangan lebih besar dengan Indonesia.
“Jadi menurut saya pernyataan Obama, AS ingin menjadi mitra dagang nomor satu, kita lihat hanya sebagai pernyataan. Kita apresiasi sebagai sebuah pernyataan dan keinginan. Tapi realitasnya AS sulit jadi partner dagang nomor satu,” ujar dosen Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
Ia menjelaskan ada permasalahan struktural yang sulit untuk berubah agar perdagangan Indonesia-AS dapat benar-benar meningkat, apalagi produk AS sebagai sasaran impor banyak penggantinya.



sumber1
sumber2
sumber3
sumber4
sumber5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar